EPISTEMOLOGI PSIKOANALISA: MENGGALI KEPRIBADIAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF SIGMUND FREUD

 Pendahuluan

Sejak masa Renaisans, sains di Dunia Barat berkembang pesat, hal ini ditandai
dengan bermunculannya beragam paradigma, metodologi, dan konsep yang mewarnai
kajian-kajian keilmuan, terutama kajian humaniora seperti psikologi, antropologi, sastra,
sejarah, dan sebagainya. Sejarah menginformasikan bahwa psikologi sebagai sains
dimulai sekitar tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832- 1920) dari Universitas
Leipzig di Jerman mendirikan laboratorium untuk menganalisa tingkah laku manusia
dan binatang melalui metode eksperimen. Kemudian, bermunculanlah tokoh-tokoh
psikolog, seperti Stanley Hall, Alfred Binet, Sigmund Freud, Watson, Erich Fromm,
Abraham Maslow, dan lain-lain. Namun, dalam perkembangannya, terdapat tiga
mazhab yang paling masyhur dalam dunia Psikologi, yaitu Psikoanalisa yang digagas oleh Sigmund Freud, Behaviorisme oleh James Watson, dan Humanistik oleh Abraham
Maslow.

Dalam paradigma teori psikoanalisis menunjukkan bahwa perilaku manusia ini
dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Pelopor dari psikoanalisis ialah
Sigmund Freud, yang telah menunjukkan berapa besar sumbangan karyanya pada
bidang psikologi termasuk pada konsep suatu tingkat ketidaksadaran dari kegiatan
mental. Ia juga menandaskan bahwa hampir semua kegiatan mental adalah tidak dapat
diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun kegiatan
tertentu dari mental dapat mempengaruhi kegiatan manusia. Teori ini sangat
digandrungi dan diterima luas sebagai basis utama dalam mengkaji perilaku dan
kejiwaan manusia, bahkan oleh sebagian psikolog Muslim. Pengaruh aliran Freud ini
cukup besar, tak hanya meliputi kedokteran dan psikologi, namun juga ilmu-ilmu
pengetahuan lain seperti filsafat, agama, seni, sastra, antropologi, politik.

Selanjutnya, salah satu naluri pada diri manusia adalah perasaan ingin tahu. Manusia di dalam perjalanan hidupnya selalu mencoba dan berusaha mengetahui
(knowledge) apa yang terjadi dalam dirinya, orang-orang di sekitarnya serta bendabenda yang ada di sekelilingnya dan adanya hubungan antara sesuatu situasi dengan
situasi yang lain, antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya, dan sebagainya.
Naluri inilah yang mungkin disebut sebagai naluri kepribadian yang melekat dalam diri
manusia.

Perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lain, selain tampak
adanya perbedaan intelegensi juga dilihat pada aspek lainnya seperti pada
kepribadiannya. Dalam psikolog, persoalan kepribadian ini sedikit berbeda dengan
sering didengar dalam kehidupan msyarakat, sehingga istilah ini menjadi kabur
maknanya. Sering terdengar orang berkata mengenai orang lain “ia memiliki pribadi
yang buruk sekali”. Pernyataan ini sesungguhnya mengenai baik buruk atau benar salah
yang berkaitan dengan normal nilai yang ada pada masyarakat itu.
Arti kepribadian sangat luas. Pembentukkan kepribadian juga dinilai sangat
kompleks. Oleh karena itu, jikalau orang ingin mendeskripsikan atau menguraikan
kepribadian seseorang, orang harus membagi-bagi kepribadian tersebut dalam beberapa
karakteristik yang dapat dinilai dan diukur. Dengan perkataan lain bahwa kepribadian
seseorang itu digambarkan dalam beberapa karakteristik, sehingga dengan memahami
karakteristik-karekteristik tersebut orang dapat pula memahami tentang kepribadian
orang yang bersangkutan.

Selanjutnya, kepribadian berasal dari personality (Bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung, dengan tujuan menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati”, sedangkan kepribadian merupakan “penampakkan sang Aku” dalam bentuk perilaku tertentu. Dari sini, muncul gagasan bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, diperbuat yang terungkap melalui perilaku seseorang.

Para psikolog dan filosuf sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat
dari kenyataan yang bersifat biologis, kenyataan psikologis, dan kenyataan sosial.
Ketiga kenyataan tersebut menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut
kepribadian. Senada dengan pandangan seperti itu adalah pendapat yang dikemukakan
Allport (psikolog murni) yang menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi
dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian
yang unik terhadap lingkungannya. Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa
berubah-ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem
psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisasi
sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam
menyesuaikan dengan lingkungannya.

Mempelajari kepribadian merupakan hal yang menarik karena dinamika
pengetahuan mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan bertambah. Hal ini karena
hakikatnya manusia adalah yang ada dan tumbuh dan berkembang dengan kepribadian
yang menyertai setiap langkah dalam hidupnya. Oleh karena itu, sangat melegakan
ketika kita mengerti dan memahami apa yang sedang terjadi pada diri kita.
Dipandang dari sudut psikologi kepribadian adalah bidang studi empiris yang
sangat kompleks sampai saat ini. Tujuan utama dari tulisan ini adalah mengetahui
kepribadian sosial dan pola tingkah laku manusia sejauh mana seseorang itu berbeda
dari yang lain dalam analisa Sigmund Freud.

Pembahasan

1.       Definisi Kepribadian

Istilah kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin, asal kata dari
persona (topeng). Dalam ilmu psikologi menurut Gordon W Allport, kepribadian adalah
suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah
laku dan pemikiran individu secara khas. Istilah kepribadian lain dalam bahasa inggris adalah personality istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu artribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani Kuno. Kemudian, kata persona yang
semula berarti topeng, diartikan sebagai pemainnya, yang memainkan peranan seperti
digambarkan dalam topeng tersebut. saat ini, istilah personality oleh para ahli dipakai
untuk menunjukkan artribut tentang individu atau menggambarkan apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia.

Istilah “organisasi dinamis” menunjukkan integrasi atau saling berkaitan antar
berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan
terpola. Akan tetapi, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis, melainkan tumbuh
secara teratur dan mengalami perubahan. Adapun istilah “psikofisik” menekankan
pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian. Kepribadian bukanlah topeng
yang secara tetap dikenakan seseorang, dan bukan perilaku sederhana, melainkan
menunjuk orang dibalik perilakunya atau organisme dibalik tindakannya.
Menurut Pervin dan Jhon, kepribadian mewakili karakteristik individu yang
terdiri atas pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Kata “karakteristik” menunjukkan sesuatu yang unik atau individual.

Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi oleh siapapun. Adaapun
kata “perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang dilakukan
oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilaku-perilaku
eksternal seperti kata-kata atau tindakan.

Berikut in adalah beberapa pendapat para ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian, diantaranya adalah :
a. Gordon W. W. Allport

Mendefinisikan kepribadian ialah organisasi dinamis dalam idividu sebagai psikofisik yang menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

b. Krech dan Crutchfield

Mendefinisikan kepribadian ialah integrasi dari semua karakteristik individu kedalam suatu kesatuan unik yang menentukan dan dimodifikasi oleh usahusahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah secara terusmenerus.

c. Adolf Heuken S.J.

Mendefinisikan kepribadian ialah pola menyeluruh seluruh kemampuan, perbuatan,serta kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial. Semua ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawa berbagai pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.

Berdasarkan semua definisi tersebut, dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian
kepribadian sebagai berikut :

1) Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek psikis, seperti: intelegensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmanai, dan sebagainya

2) Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinterksi dengan lingungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas dan unik.
3) Kepribadian bersifat dinamis artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam
perubahan tersebut terdapat pola-pola bersifat tetap.

4) Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai individu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
a. Faktor genitik (biologi)

Beberapa penelitian membuktikan bahwa bayi-bayi yang baru lahir mempunyai tempuramen yang berbeda. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada usia 3 bulan. Perbedaan ini meliputi tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan. Menurut hasil resit tahun 2007. Kzou Murakami di Jepang menunjukan bahwa gen Dorman bisa distimulasi dan diaktivasi pada diri seseorang dalam bentuk potensi baik dan potensi buruk.

b. Faktor lingkungan

Perlekatan (attachment): kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya dan untuk merasa lebih aman dengan kehadiran pengasuhnya dapat mempengaruhi kepribadian. Teori perlekatan (Jhon Bowlby) menunjukkan :kegagalan anak membentuk perlekatan yang kuat dengan satu orang atau lebih dalam tahun pertama kehidupan berhubungan dengan ketidakmampuan membentuk hubungan dengan orang lain pada masa dewasa. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memeiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif, bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

c. Faktor stimulasi gen dan cara berpikir

Berdasarkan penelitian akhir 2007, yang dilakukan oleh Kazuo Murakami dari Jepang dalam bukunya The Divine message of the DNA. Menyimpulkan bahwa kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur) atau tidak aktif dan yang bersifat aktif. Bila kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian dan nasib kita akan lebih baik. Jadi genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen dan tidak dapat dirubah.

d. Faktor-Faktor Lainnya

Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan, dari lingkungan sosial, budaya, rentang usia, dan  faktor-faktor individu, yang meliputi:

- Pengalaman awal;
- Pengarung budaya;
- Kondisi fisik;
- Daya tarik;
- Inteligensi;
- Emosi;
- Nama;
- Keberhasilan dan kegagalan;
- Penerimaan sosial;
- Pengaruh keluarga;14
- Perubahaan fisik;
- Makanan;
- Kondisi geografis.

Adapun menurut pandangan dua ahli psikologis yang paling berpengaruh di abad ke-20, yaitu Sigmun Freud dan B.F Skinner. Menurut Freud, kita dikendalikan oleh kekuatan internal yang terutama berasal dari pikiran kita tidak sadar. Menurut Skinner, kekuatan lingkungan adalah hal yang utama, seseorang tidak beraksi terhadap dunia, dunia beraksi terhadap dirinya. Dalam sudut pandang Freudin, dinamika internal dalam pikiran secara kausal bertanggung jawab bagi pola perilaku yang muncul. Menurut Skinner, manusia adalah seorang korban pasif dari kejadian-kejadian di lingkungan. Mereka adalah mewakili pandangan-panadangan yang penting oleh para psikolog.

3.      Biografi Sigmund Freud

Sigmund Freud lahir di Freiberg, Morovia bagian Eropa Tengah, yang sekarang menjadi bagian dari Republik Cekoslowakia yang kemudian berada di bawah kekuasaan kerajaan Austro-Hongaria, dalam sebuah keluarga Yahudi, pada tanggal 6 Mei 1856. Ayahnya yang bernama Jacob Freud adalah seorang pedagang dan menikah untuk kedua kalinya saat dua orang putranya yang lain telah tumbuh dewasa. Ibunya yang bernama Amalie Nathanson adalah wanita yang cantik, tegas dan masih muda dua puluh tahun dari suaminya sekaligus merupakan istri kedua. Jacob Freud memperoleh dua anak laki-laki dari pernikahannya yang pertama.

Anak pertama yang bernama Emmanuel dan anak kedua yang bernama Philip, keduanya berusia tidak begitu jauh dengan istri kedua Jacob Freud. Sementara pernikahannya yang kedua juga memperoleh dua anak lakilaki, saat itu Amalie Nathanson masih berusia 22 tahun. Sigmund Freud yang merupakan anak pertama, ketika berusia kirakira setahun, ibunya melahirkan anak kedua tapi meninggal pada usia 8 bulan. Terlintas perasaan benci pada adik keduanya waktu itu, Freud menyembunyikan keinginan tak sadar supaya adiknya meninggal sehingga peristiwa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikis Freud.

Pada tahun 1860, saat Freud hampir berusia empat tahun, dia bersama keluarganya pindah ke ibukota kerajaan Vienna tempat ia menetap, bekerja dan menghabiskan masa hidupnya. Namun setahun menjelang kematiannya, yaitu ketika pasukan Nazi menyerbu Austria, kondisi itu memaksanya untuk mengungsi ke Inggris. Tahun-tahun ini merupakan fase pembukaan dari era liberal kekaisaran Hapsburg, orang-orang Yahudi yang belum lama terbebaskan dari pajak yang berat dan peraturanperaturan yang banyak menekan hak-hak kepemilikan, pilihan kerja, dan praktik religius. Mereka secara realistis berharap memperoleh peningkatan ekonom, partisipasi politik, dan penerimaan sosial.

Pada bulan September 1886, akhirnya Freud menikah dengan Martha Bernays. Sekitar lima bulan setelah dia membuka praktik pribadi di Vienna sebagai Neuropatolog dengan memanfaatkan dua metode dalam praktiknya yaitu; Elektroteraphy dan Hipnotis serta memulai karyanya dalam kasus histeria. Dalam metode elektroteraphy ini diterapkan stimulasi listrik di kulit dan otot secara lokal. Freud menganggap metode ini tak berguna dan ia mengatakan bahwa kalaupun tampak berhasil sebenarnya hanya karena kekuatan sugesti. Dengan kata lain, pada suatu saat proses mental bisa memberikan pengaruh terhadap simtom fisik. Gagasan-gagasan Freud yang terlalu aneh banyak ditentang oleh para dokter di lingkungan Wina. Dari praktek inilah ia mengembangkan gagasan-gagasan yang kemudian berevolusi menjadi Psikoanalisa.

Sebagai seorang ilmuwan, tentunya Freud banyak melahirkan karya karya monumental di antaranya: Studies on Hysteria (1895). Pada musim semi tahun 1896, untuk pertama kalinya dia mengggunakan istilah yang amat penting bagi perjalanan karir “Psikoanalisis”. Selanjutnya pada bulan Oktober, ayahnya meninggal sehingga dalam peristiwa ini, telah membuatnya menulis buku The Interpretation of Dreams (1900). Sekitar tiga sampai empat tahun kemudian pada musim gugur dia mengerjakan sebuah konsep, namun tidak pernah diselesaikan ataupun diterbitkan, atas apa yang selanjutnya disebut Project for a Scientific Psichology. Konsep ini merupakan antisipasi atas sejumlah teori dasarnya sekaligus sebagai pengingat bahwa Freud memberikan penekanan yang sangat besar pada interpretasi fisiologis tradisional atas peristiwaperistiwa mental. Freud juga semakin banyak menawarkan penjelasan fisiologis atas fenomena psikologis.

Tahun 1905, Freud mulai memperkuat pemikiran Psikoanalisisnya dengan memberikan pilar kedua pada teorinya; yaitu, Three Essays on the Theory of Sexuality menjelaskan perkembangan-perkembangan yang tidak wajar dan perkembangan yang “normal” dari masa kanak-kanak hingga masa pubertas. Kemudian pada tahun 1908 dan tahun selanjutnya, Freud banyak menulis paper tentang agama, literatur, kebiasaan sexual, biografi, seni patung, masa pra sejarah dan masih banyak lagi. Karya yang sempat dihasilkan adalah Obsessive Actions and Religious Practices (1907), Civilized Sexual Morality and Modern Nervous Illness (1908). Akhirnya pada tanggal 23 September 1939, Freud meninggal setelah menelan beberapa dosis morfin yang mematikan yang diminta dari dokternya. Dia mengakhiri kehidupan seperti halnya dia mengawalinya sebagai seorang pengacau kedamaian.

4.      Epistemologi Psikoanalisa Sigmund Freud

Ada dua asumsi dasar pemikiran psikoanalisa Freud yaitu determinisme psikis dan motivasi tak sadar.22Asumsi determinisme psikis meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan difikirkan atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud dan itu semuanya secara alami sudah ditentukan adapun asumsi motivasi tak sadar meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu ditentukan oleh motif tidak sadar. Freud membagi struktur kedalam 3 (tiga) komponen yaitu : Id, Ego dan Superego Id merupakan komponen kepribadian yang primitif, instinktif dan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berorentasi pada prinsip kesenangan atau prinsip reduksi ketegangan. Id merupakan sumber energi psikis maksudnya bahwa Id merupakan sumber dari insting kehidupan atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, bersetubuh dsb) dan insting kematian atau insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Prinsip kesenangan merucut kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut Id merupakan proses primer yang bersifat primitif, tidak logis, tidak rasional dan rasionalnya bersifat fantasi atau maya.

Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang membuat keputusan tentang insting. Peran utama Ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani antara Id (keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan yang segera) dengan kondisi lingkungan atau dunia luar yang diharapkan. Ego dibimbing oleh prinsip realitas yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan atau dorongan Id.Hal yang perlu diperhatikan dari ego adalah bahwa (1) ego merupakan bagian dari Id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan Id bukan untuk mengecewakannya, (2) Seluruh energi ego berasal dari Id sehingga ego tidak terpisah dari Id, (3) peran utamanya menengahi kebutuhan Id dan kebutuhan lingkungan sekitar, dan (4) ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembangbiakannya.

Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Melalui pengalaman itu, terutama pada usia anak individu telah menerima latihan atau informasi tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk. Individu menginternalisasi berbagai norma sosial tersebut. Dalam arti individu menerima norma-norma sosial atau prinsip-prinsip moral tertentu, kemudian menuntut individu yang bersangkutan untuk duduk sesuai dengan norma tersebut. Superego berfungsi untuk (1) merintangi dorongan dorongan Id terutama dorongan seksual dan agresif karena dalam perwujudannya sangat dibentuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik, dan (3) mengejar
kesempurnaan.

Freud membandingkan struktur kepribadian atau lapisan kesadaran itu dengan gunung es yang menggambarkan bahwa menurutnya kesadaran itu terdiri dari tiga tingkatan yaitu sebagai berikut:

a)      Kesadaran (conscious) merupakan bagian kehidupan mental atau lapisan jiwa individu. Kehidupan mental ini memiliki kesadaran penuh. Melalui kesadannya individu mengetahui tentang siapa dia, sedang apa dia, sedang di mana dia, apa yang terjadi di sekitarnya, dan bagaimana dia memperoleh yang diinginkannya Freud meyakini bahwa kesadaran individu merupakan bagian terkecil (permukaan gunung es) dari kehidupan mental.

b)      Ambang sadar (preconscious) merupakan lapisan jiwa di bwah kesadaran, sebagai tempat penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara cepat namun dengan usaha tertentu sesuatu itu dapat diingat kembali contohnya : pada suatu saat kita lupa tentang sesuatu yang telah dipelajari tetapi dengan sedikit konsentrasi dan asosiasi tertentu kita dapat mengingat kembali pelajaran tersebut.

c)      Ketidaksadaran (unconscious) merupakan lapisan terbesar dari kehidupan mental individu. Area ini merupakan gudang dari instink-instink atau pengalamanpengalaman yang tidak menyenangkan yang direpres.walaupun individu secara penuh tidak menyadari keberadaan instink-instink tersebut, namun instink itu aktif bekerja untuk memperoleh kepuasan. Instink ini merupakan penentu utama tingkah laku individu.

5.      Kepribadian Individu dalam Lingkungan Sosial

Asumsi dasar manusia dalam kebudayaan Barat adalah baik tetapi lingkungan sosial lah yang mempengaruhi mereka, manusia dilahirkan tanpa dosa tetapi kemudian mengalami godaan dari dunianya sehingga hilang kesucian mereka hal tersebut tertulis dalam Perjanjian Lama. Freud merubah konsepsi tersebut menurutnya dalam psikoanalisis dorongan seksual dan agresif merupakan bawaan sejak lahir yang merupakan bagian dari sifat dasar manusia individu berfungsi untuk mencari kesenangan dan kepuasan dari dorongan tersebut. Peran dari lingkungan sosial adalah menghalangi dorongan alamiah biologis tersebut fungsi utama kebudayaan adalah membatasi kehidupan seksual. Lingkungan sosial mengajarkan seseorang bahwa dorongan alamiah biologis secara sosial tidak dapat diterima dan menegakkan norma sosial dan tabu tersebut yang kemudian diterapkan di rumah. Maka lingkungan yang beradab tidak menyebabkan anak yang tidak berdosa jatuh dari kesuciannya.


 

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sigmud Freud sebagai intelektual yang terlahir di Freiberg, Morovia telah melakukan pengembangan teori teori psikologi dengan merumuskan epistemologi yang dikenal dengan istilah teori psikoanalisis, teori ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya.

Gagasan tentang substansi kepribadian sosial manusia Sigmund Freud menjelaskan melalui tiga istilah, id, ego, dan superego. Id merupakan komponen kepribadian yang primitif, instinktif dan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berorentasi pada prinsip kesenangan atau prinsip reduksi ketegangan. Id merupakan sumber energi psikis maksudnya bahwa Id merupakan sumber dari insting kehidupan atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, bersetubuh dsb) dan insting kematian atau insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Prinsip kesenangan merucut kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut Id merupakan proses primer yang bersifat primitif, tidak logis, tidak rasional dan rasionalnya bersifat fantasi atau maya.

Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang membuat keputusan tentang insting. Peran utama Ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani antara Id (keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan yang segera) dengan kondisi lingkungan atau dunia luar yang diharapkan. Ego dibimbing oleh prinsip realitas yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan atau dorongan Id.Hal yang perlu diperhatikan dari ego adalah bahwa (1) ego merupakan bagian dari Id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan Id bukan untuk mengecewakannya, (2) Seluruh energi ego berasal dari Id sehingga ego tidak terpisah dari Id, (3) peran utamanya menengahi kebutuhan Id dan kebutuhan lingkungan sekitar, dan (4) ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembangbiakannya.

Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Melalui pengalaman itu, terutama pada usia anak individu telah menerima latihan atau informasi tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk. Individu menginternalisasi berbagai norma sosial tersebut. Dalam arti individu menerima norma-norma sosial atau prinsip-prinsip moral tertentu, kemudian menuntut individu yang bersangkutan untuk duduk sesuai dengan norma tersebut. Superego berfungsi untuk (1) merintangi dorongan dorongan Id terutama dorongan seksual dan agresif karena dalam perwujudannya sangat dibentuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistic.

Epistemologi psikoanalisis Sigmund Freud menjelaskan bahwa dorongan seksual dan agresif merupakan bawaan sejak lahir yang merupakan bagian dari sifat dasar manusia individu berfungsi untuk mencari kesenangan dan kepuasan dari dorongan tersebut. Peran dari lingkungan sosial adalah menghalangi dorongan alamiah biologis tersebut fungsi utama kebudayaan adalah membatasi kehidupan seksual. Lingkungan sosial mengajarkan seseorang bahwa dorongan alamiah biologis secara sosial tidak dapat diterima dan menegakkan norma sosial dan tabu tersebut yang kemudian diterapkan di rumah. Maka lingkungan yang beradab tidak menyebabkan anak yang tidak berdosa jatuh dari kesuciannya.

Komentar